Tentang Seks, Piknik dan Menulis (Jangan Dibaca)

image

Ada beberapa hal yang membuat saya menyimpulkan sesuatu seenak jidat saya, semaunya saya, semalas / segiat saya sekaligus seharamnya mereka. Terserah apa kata rumput yang bergoyang, atau mobil goyang, atau cukup jari saja yang bergoyang. Saya aminkan selalu biar menjadi berkah untuk semesta. Untuk kita semua.

Hal-hal yang membuat otak saya tidak mendidih ketika tersulut birahi ataupun menjadi beku saat sendiri menahan pedih, maka menulis alternatif tergampang & tersehat untuk pengalihan gairah acara televisi trip waralaba atau pun godaan miya..bi..nalarsetan.

# Menunda-nunda itu menyusahkan diri. Apalagi menunda untuk bahagia ; nikah muda, mengasilkan bayi yang lucu-lucu karna sperma & ovarium yang kualifife, bahkan untuk sekedar piknik yang membahagiakan pun (seharusnya) jangan ditunda. Beberapa kali punya kesempatan untuk itu namun gagal disebabkan sibuk pamer kecerobohan dan kemalasan. Menulis pun seakan sudah malas karna merasa superior dengan pemikiran. Anehnya kesalahan ini diulang terus. Candu penundaan ini jauh lebih buruk dari rokok. Maka jangan ditiru, segerala bergegas untuk tidak menunda sesuatu dalam kehidupan.

# Teori yang saya dengar, energi seks itu berkaitan dengan kreatifitas, bisa disalurkan untuk hal yang lebih aman dan bermanfaat. Jadi teorinya, jika energi seks anda berlebihan, susah dikendalikan, sampai-sampai kalau lihat anak perawan orang selalu ingin ngejilbabin , maka anda bisa coba berkreasi apa kek. Merancang bangunan keren, bikin lagu, modifikasi mobil, eksperimen energi bumi, termasuk menulis. Nah kemarin ini terbukti. Tubuh tetap horny, itu tetap berdiri, badai hormon tetap terjadi, tapi karena pikiran tertarik pada hal-hal yang “lebih penting” pengendalian nafsu tak perlu susah payah. Kreatifitas itu tidak ada batasnya. Setiap kali wawasan diperluas, pikiran akan mulai liar lagi dan memikirkan hal-hal baru, memikirkan kemungkinan-kemungkian baru. Piknik dengan lingkungan-lingkungan baru. Tapi kemalasan juga tidak ada batasnya jangan sampai otak menjadi kontradiksi karna rayuan iblis malas 😀

# Menulis pun tidak boleh terlalu banyak, perlu menyempatkan diri mendengar, melihat dan membaca juga. Terlalu asik terseret pikiran liar bisa membuat manusia melupakan badan, lupa olah raga, lupa duduk diam, lupa memilih makanan yang sehat. Padahal badan adalah medium yang berharga untuk menikmati surga dunia.

# Setiap hari menulis, seks dan piknik itu juga sangat tidak bagus bagi kehidupan bertetangga atau hanya sekedar dalam peradaban blogosphere. Tidak sempat blogwalking bisa ketinggalan jaman. Jangan-jangan nanti para tetangga sudah melacur jadi blogger bayaran konglomerat saya nggak tau. Saya gak diajak dan gak ikut dapet duit. 😀

Sudah waktunya posting. Sekian dulu
^__^

Penulis: Senja Kelana

Seorang pria yang menyukai senja, tak terikat, bebas terkendali, dan menghargai perbedaan.

25 tanggapan untuk “Tentang Seks, Piknik dan Menulis (Jangan Dibaca)”

      1. Sependapat dunk, apalagi pas bagian ‘menulis tidak boleh terlalu banyak’, kadang ada blogger yg nulis tiap hari bisa 3-5x postingan mpe kadang kok malah jadi nyepam krn kata-kata yg dia tulis cuma sedikit dikit. Menulis kan butuh draft, ide-ide mana yg mau kita pake&enggak hingga jd satu kesatuan tulisan. Ecieee.. sok iye banget guheee..

        Disukai oleh 1 orang

      2. Seks & piknik brarti boleh ya dilakukan sesering mungkin ?

        Wuhahahahaa, *bolehbanget* yayayayaa.. 😥

        asal dilakukan dengan cara yang beradab & manusiawi..tul gak ????

        ^_____^

        Suka

      3. Hahaaa..sialan.. 😀

        Tp jjr aku kurang suka loh kalau terlalu licin itu, kgk ada gregetnya. Biasanya polos aja tanpa kedua tante diatas juga bisa aahhh..

        ^_____^

        Suka

    1. Yess, tp seks juga kebutuhan loh jgn diingkari, gw mengalihkan itu krna gw belum ada bini aja, mau lakuin dgn cr yg “biadab” takut nambahin dosa (Yg lalu” belum terhapus dosanya). tapi kalau “khilaf” lain lagi ceritanya..heheee

      lagian utk saat ini sudah terlalu dewasa kalau hanya sekedar mengadu ketahanan kelamin belaka tujuan menjalin komitmen dgn lawan jenis. Bosan. 😀

      Disukai oleh 1 orang

      1. Yah, siapa yang bilang “ngeingkari”? 😀
        Itu kan fitrah manusia, jadi wajar saja..

        Nah itu dia, ngelawan hawa nafsu kan termasuk jihad juga. Sampai saatnya datang, disaat waktu yang tepat “calon bini” kita. Dan untuk itu, kita mesti betahan. hehe kaya pidato gw.. lol

        Disukai oleh 1 orang

  1. Bihihihi gokiil mas pas kalimat

    “Teori yang saya dengar, energi seks itu berkaitan dengan kreatifitas, bisa disalurkan untuk hal yang lebih aman dan bermanfaat. ”

    Yaa yaa yaa baru menyadari hal ini. Pantesan pas lagi dines di site gw jadi lebih kreatif. Pas lagi off di kampung pikirannya mesum mulu. Gw udah nikah.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar