Darurat Narkoba,oh yah ? Mari Bunuh Konsep Dangkalnya !!!

image

Narkoba, bicara tentang narkotika ini ga pernah ada abisnya seperti hal nya kita ngomongin tentang sex, politik, dan uang. Semua saling berkesinambungan hingga bersinergi dalam suatu kelompok laknat nan biadab yang biasa di sebut oleh para uskub kekinian dengan sebutan penyakit masyarakat. Penalaran objektif saya tergerak setelah beberapa jam, hari, bulan hingga menahun yang lalu saya terus mendengar & melihat pemberitaan media serupa, seolah tidak ada hentinya media mengekspose hal-hal yang tidak bertuan tersebut, selalu terjadi tanpa ada perubahan yang signifikan. Sejak kapan lalu, sebelum era pemerintahan sekarang istilah darurat narkoba sebenarnya sudah ada. Hanya saja belum menemukan resolusi yang tepat untuk mengatasinya, mungkin. Entah apa yang menjadi pertimbangan hingga mereka para “alay” ini bisa berkembang biak di sini. Bisa jadi karna kita sedang berada pada negeri timur, raungan memelas si terdakwa bisa jadi pertimbangan oleh yang mulia agung, yang mempunyai rekening bagus bisa hanya masuk panti rehab. Owohualam ya.

(Elu, nyiyir mulu seolah paling suci aja..!!!)

What, wadefak !!!

Saya nyinyirin sesuatu pastinya karna saya tau situasi lapangan seperti apa yang sebenarnya, di eropa, amerika dlsb, mereka memakai narkoba untuk berkarya, untuk memancing passionya yang dirty tapi memajukan diri mereka sendiri. Disini narkoba untuk berjama’a, untuk gegayaan biar ga di bilang ketinggalan. Beli patungan, atau dapat traktiran teman kencan yang notabenya bule kere yang sedang liburan ke indo, atau bisa jadi pejabat/depe’r korup yang lagi pengen rasain gimana gaya nya biar bisa dibilang macho tahan lama, kuat ngesexnya ama simpenanya nci-nci jawa di sekitaran ltc, lu paling asik jogetnya semalem, kita keren bisa nyabu, let’s go is the fly..Tai..!!! Makan tu gaya, makan tu prestis nol, sesama golongan kalian yang nol pula.

Cut, ga terlalu penting juga gw jelasin tentang mereka yang “alay” itu.

Langsung ke resolusi darurat narkoba aja, sejauh sepengetauan saya tentang undang-undang narkoba, sex, dlsb. Yang berbau bau nikmat ini pasti yang di salahkan si penyedia, bandar, mucikari, calo dlsb. Sedangkan si pengguna bisa melenggang ongkang kaki dengan catatan hanya sebagai korban, saya melihat ada diskriminasi di perundangan itu. Bukankah skandal terjadi karna ada kesepakatan beberapa pihak, kenapa yang di hukum hanya sepihak ? Sedang aktornya bisa hidup tenang.

Oke, katakan saja. Biar bandar-bandar, mucikari-mucikari, calo-calo itu takut untuk menjual barang haram tersebut, menjual jasa haram itu. Dengan begitu peredaran narkoba bisa di tekan. (Ekspetasi)

holla..kita hidup dalam negeri yang mata uangnya ancur kegilas dollar, yang mayoritas rakyatnya sok bule, sok inggris sok luaran negeri. Padahal pikiran masih seluas monas. Bagi mereka si terkutuk ini, berusaha yang tepat ya jadi bandar, jadi mucikari, jadi calo. Kerjaan ringan duit melimpah. Ini semacam hukum radikal searah, bahwa undang-undang itulah yang mengarahkan para penyedia ini terus beranak pinak. Karna mereka bisa meyakinkan bahwa para aktor tidak akan berimbas apapun selain hanya masuk panti rehab, masuk warta berita untuk sekedar jadi bahan permaluan yang entah masih punya kemaluan atau tidak, tanpa adanya hukuman pidana yang bisa memberi efek jera.

Interupsi yang mulia ; Jika saya di ijinkan untuk memberi masukan R.U.U ekstirmis saya tentang pernarkobaan ini, saya ingin memberi hukuman pada pemakainya juga, yang kedapatan nyabu suruh nyabu sampai mati, jika sudah mati lembaga terkait jadi tidak susah bikin BAP, tulis aja mati karna ODE. Kirim karangan bunga, R.I.P jhon tole & Miss beti !!! Kelar !!!

NB : Negeri ini timur jangan di barat-baratkan, segimana pun kalian begaya sebenarnya biasa aja. Ga spektakuler sama sekali. Lihat ayah ibu kalian jika sedang tidur, raut lesuh muka mereka jelas terlihat disana, berjuang agar kalian bisa jadi sesuatu yang berarti untuk mereka nantinya, bukan malah permalukan mereka dengan atitude kalian yang ngehits tanpa pikir panjang.

Maaf sedikit emosi,
Jadikan wacana aja, jangan di masukin pikiran. Saya yakin temen saya disini semuanya (Say No to Drugs).

Okay..
selamat malam..
selamat istirahat..

Penulis: Senja Kelana

Seorang pria yang menyukai senja, tak terikat, bebas terkendali, dan menghargai perbedaan.

20 tanggapan untuk “Darurat Narkoba,oh yah ? Mari Bunuh Konsep Dangkalnya !!!”

    1. Hehee, mksh bu guru… Kalau keren brarti bisa di sosialisasikan donk ya, tentang bahaya narkoba itu harus diketahui sejak dini.. Percaya deh, kalau pemakai nya sudah pada ga mw makai, bandar” itu psti ga akan jual lagi.

      Sama ini, kalo misal ak di beri wewenang ni utk memerangi narkoba, selain menindak lanjuti bandar” dan pemakai”, pemerintah hendaknya menutup semua tempat HIBURAN MALAM dimana sering terjadi transaksi disana, pd dasarnya para alay ini ikut” an life style aja pas dugem, lagian menutup club” malam saya rasa ga ada dampak apa” utk negara..hiburan itu bukan dalam ruangan pengap asap dan musik yg mahadasyat bikin pedih mata dan budeg telinga. Hiburan itu alam yg segar, asri dan menyejukan..

      Setuju ga kira” da ?

      ^ ^

      Disukai oleh 2 orang

      1. Sangat setuju, aku disekolah juga udah ngasih warning sama anak anak, mulai dri ngundang kepolisian, dokter sama BND, belum sama ustadz dijelasin dosanya pake narkoba efeknya apa aja ke badan. Plus sanksi dikeluarkan dari sekolah kalau terlibat narkoba, bahkan anak yang merokokpun udah dikeluarkan disekolahku. Aku harap generasi masa depan minimalnya lulusan sekolahku semua anti narkoba. Amin

        Disukai oleh 1 orang

    1. Semoga bisa benar” lenyap semua jenis psycotropica yg beredar di public, jika pun mungkin sulit, kita hendaknya ikut andil untuk memeranginya. Agar tdk mewaba terhadap keturunan kita kelak.

      Suka

  1. Anak remaja jaman skrg emang gitu, sibuk mencari jati diri biar diakui temen-temennya. Kalo aku dulu sempet bimbang cari jati diri, pas SD pngen jadi astronot, SMP pengen jadi dokter, eh pas SMA malah pngen jd rockstar ky Avril Lavigne.

    Pernah ngalemin yg namanya dugem biar dibilang gaul, disana aku ngerokok&minum. Pas pulang langsung tepar, pusing ga jelas, mpe akhirnya sadar sendiri ngapain kita dibilang gaul tapi malah nyakitin diri sendiri. Itu adalah pengalaman dugem aku yg pertama dan terakhir, apa yg aku rasain soal dugem gada bagus2nya, cuma sekumpulan orang yg sok asik dengan mengutamakan gaya hidup biar keliatan glamour. Kasian.

    Disukai oleh 2 orang

  2. Amieenn, eh tapi dibalik bandar atau gembong narkoba kelas kakap ternyata yang paling parah itu bekingannya ya, sok suci dengan tugasnya memberantas narkoba tp giliran disogok mau2 aja. Sama aja kayak koruptor, koruptor ga salah karena pekerjaannya adalah untuk korupsi, yg salah adalah orang yang bertugas memberantas korupsi tapi malah membiarkannya.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Itu kan masih praduga niss, cuma memang ada kemungkinan juga. Tp sblm ad bukti kongkrit qt bs apa.. Harus sadar dr diri sendiri aja yg terpenting, kalau semua generasi muda pd sehat dan sadar inshaallah indonesia bisa bersaing dgn dunia..secara qt kan punya SDA yg mumpuni..

      Klo ttg koruptor itu sungguh biadab menurutku, krna sdh dpt gaji, dpt tunjangan jg tp masih aja maling.. Orang” sprti itu harusnya di hukum tembak juga, biar ada efek jera.

      Disukai oleh 1 orang

      1. Iya emang baru praduga, tapi ngeliat Indonesia dari mulai vaksin palsu, bpjs palsu sampe kuburan palsu aja, apa sih yang enggak bisa dilakuin orang sini buat dapet keuntungan pribadi. Kasian kan yg miskin, idup udah susah, mo mati juga susah.

        Soal koruptor itu ribet, aku punya tmen dia anaknya alim banget, taat beragama&akhlaqnya bagus, tp sejak dia kerja jd PNS di tempat basah eh malah ikut2an ngambil uang rakyat juga, awalnya dia sempet menolak keras dapet uang ga jelas, tapi sikap dia dianggep munafik sm tmen kantornya&dibuat ga betah mpe akhirnya mau ga mau ya dia kongkalikong juga. Kong ketemu uang = Kongkalikong 😆😆

        Orang Indonesia sbenernya jiwanya emang udah pada rusak, kalo misal kita punya anak lagi ikut ujian, pilih mana anaknya lulus ujian dari hasil nyontek atau anaknya ga lulus ujian tapi hasil kejujuran kerja keras dia sendiri?

        98% pasti bakal milih mending anaknya lulus hasil nyontek 😅😅😅

        Disukai oleh 1 orang

      2. Ya begitulah nusantara. Propaganda itu selalu ada dalam setiap polemik kehidupan. Semakin sehat manusia, semakin aman gaya hidupnya, semakin buncit perutnya, dan sekaligus semakin dinistakan juga pemikiranya oleh bangsa / kelompok lain yang selangkah lebih gila mindsetnya dari manusia sehat..

        Sepertinya harus gila dulu baru bisa merubah paradigma bar-bar nusantara ^ ^

        #semangatindonesia
        😀

        Suka

Tinggalkan komentar